Guru yang profesional dalam meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah, mempunyai ciri-ciri yaitu memahami dan mampu menggunakan bermacam-macam
metode pembelajaran. Penggunaan bermacam-macam metode pembelajaran dapat
meningkatkan kualitas berpikir dan kreatifitas para siswa.
Salah satu indikator dalam
keberhasilan guru dalam pembelajaran adalah adanya perubahan sikap yang lebih
baik pada siswa setelah mengalami proses pembelajaran, sehingga untuk dapat
mencapai indikator tersebut, guru perlu merencanakan suatu metode pembelajaran
yang didalamnya melibatkan keaktifan siswa.
Metode pembelajaran yang dapat melibatkan keaktifan siswa
adalah metode penemuan (discovery)
atau penyelidikan (inquiry). Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode inkuiri terbimbing (Guided Inquiry). Inkuiri yang dalam
bahasa inggris “inquiry” mempunyai
arti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Metode Guided Inquiry berarti suatu kegiatan belajar yang melibatkan
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki suatu permasalahan secara
sistematis, logis, analitis, sehingga dengan bimbingan dari guru mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.[1]
Proses
pembelajaran berbasis inkuiri ada tiga tahap. Tahap pertama, adalah belajar
diskoveri, yaitu guru menyusun masalah dan proses tetapi memberi kesempatan
siswa untuk mengidentifikasi hasil alternatif. Tahap kedua, inkuiri terbimbing
(Guided Inquiry), yaitu guru mengajukan masalah dan siswa menentukan
penyelesaian dan prosesnya. Tahap ketiga, adalah inkuiri terbuka (Open Inquiry),
yaitu guru hanya memberikan konteks masalah sedangkan siswa mengindentifikasi
dan memecahkannya.[2]
Metode
pembelajaran inkuiri pada hakikatnya merupakan proses penemuan atau
penyelidikan. Tujuan utamanya adalah untuk mendorong siswa dalam mengembangkan
keterampilan berfikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan
jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Proses pembelajaranya berubah dari
dominasi guru (teacher dominated)
menjadi dominasi oleh siswa (student
dominated), karena dalam metode Guided
Inquiry yang lebih aktif belajar adalah siswa (sebagai subjek belajar),
sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator atau pembimbing saja.
Metode
Guided Inquiry merupakan bagian dari
kegiatan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya dari hasil mengingat
fakta-fakta, melainkan juga dari menemukan sendiri.[3] Dalam
prosesnya, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran dari
guru, melainkan mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran tersebut.[4]
Proses pembelajaran inkuiri meliputi lima langkah yaitu: merumuskan masalah,
mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menarik
kesimpulan.
[1] W. Gulo, Strategi Belajar
Mengajar (Jakarta: Gramedia, 2008), hlm. 84-85.
[2] Surya Dharma, Strategi
Pembelajaran MIPA (Jakarta: Depdiknas,
2008), hlm. 24.
[3] Syaiful Sagala, Konsep Dan
Makna Pembelajaran (Bandung: Alvabeta, 2010), hlm. 89.
[4] Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana,
2010), hlm. 197.
0 komentar:
Posting Komentar