Oleh:
Hepta Jayawardana
(Prodi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana
UNY)
Belajar sangat penting bagi kehidupan
manusia. Manusia membutuhkan waktu yang lama untuk belajar sehingga menjadi
manusia dewasa. Manusia pada dasarnya selalu dan senantiasa belajar
bagaimanapun dan dimanapun ia berada. Sebagai landasan penguraian mengenai apa
yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa
definisi belajar dari para ahli berikut ini (Purwanto,
1998:84)
a.
Hilgard dan
Bower
Dalam buku Theories of Learning (1975) mengemukakan bahwa: ”Belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi
itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat
seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).”
b.
Gagne
Dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan bahwa: ”Belajar
terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi
siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari
waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”
c.
Morgan
Dalam buku Introduction to Psychology (1978) mengemukakan bahwa: ”Belajar
adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”
d.
Witherington
Dalam buku Educational Psychology mengemukakan bahwa: ”Belajar adalah suatu
perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru
dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau
suatu pengertian.”
Dari
beberapa definisi tentang belajar yang telah dikemukakan para ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan belajar selalu menghasilkan suatu
perubahan pada diri orang yang belajar. Proses yang terjadi dalam kegiatan
belajar adalah pencarian pengalaman atau pengetahuan. Pengetahuan disini dapat
diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Pengetahuan yang secara
langsung didapatkan misalnya dengan melihat, mendengar, merencanakan suatu
kegiatan, melaksanakan, dan menemukan suatu fakta. Sedangkan pengetahuan yang
diperoleh secara tidak langsung yaitu misalnya dengan membaca, melihat,
mendengar, dan sebagainya yang diperoleh dari sumber kedua.
Belajar dan
mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang
menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang
harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Dua konsep tersebut menjadi terpadu
dalam suatu kegiatan manakala terjadi interaksi guru dengan siswa dan siswa
dengan siswa pada saat pengajaran itu berlangsung. Inilah makna belajar dan
mengajar sebagai suatu proses.
Interaksi
antara guru dengan siswa sebagai makna utama proses pembelajaran memegang
peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Mengingat
kedudukan siswa sebagai subjek dan sekaligus juga sebagai objek dalam
pembelajaran, maka inti proses pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Inilah hakekat belajar, sebagai inti proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan utama adalah
adanya proses belajar pada siswa yakni proses berubahnya tingkah laku siswa
melalui berbagai pengalaman yang diperolehnya (Sudjana,
2009:28-28)
Seorang guru
biologi perlu menguasai pengetahuan, cara kerja dan keterampilan dalam
bidangnya. Guru biologi di SMA perlu menguasai biologi secara mendalam,
metode-metode biologi, dan keterampilan-keterampilan dasar biologi. Biologi
merupakan ilmu yang sudah cukup tua, karena sebagian besar berasal dari
keingintahuan manusia tentang dirinya, lingkungannya, dan tentang kelangsungan
hidup jenisnya. Biologi dimasukkan ke dalam ilmu-ilmu yang mengkaji tentang
manusia. Namun, biologi juga termasuk ilmu-ilmu yang mengkaji tentang alam
seperti halnya dengan astronomi, geologi, fisika dan kimia. Uniknya, biologi
terlibat dalam kedua kelompok studi yang berbeda tersebut (Rustaman,
2003:13-15)
Biologi
memiliki ciri yang khas dalam berpikirnya. Misalnya dalam mempelajari
fisiologi, siswa diminta mengembangkan cara berpikir sibernetik, dalam
mempelajari taksonomi dikembangkan keterampilan berpikir logis melalui klasifikasi,
dan dalam mempelajari genetika perlu dikembangkan cara berpikir probabilitas.
Selain itu, dalam biologi terdapat banyak istilah latin. Istilah latin tersebut
merupakan sebuah konsep yang telah disepakati oleh para biologiwan, dan dapat
dikembangkan atau dikombinasikan dengan membentuk pengertian yang lebih
kompleks atau lebih spesifik (Rustaman,
2003:14)
Biologi
sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman untuk memahami
konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan
secara baik dan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, membuat hipotesis, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau
tulisan, menggali dan memilah informasi faktual dan relevan untuk menguji gagasan-gagasan
atau memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Referensi:
Gagne, Robert M. (1977). The Conditions of Learning.
Holt, Rinehart, and Winston, Inc.
M. Ngalim Purwanto. (1998). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Nana Sudjana. (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algesindo
Nuryani Y. Rustaman, dkk. (2003).
Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: FMIPA
UPI
0 komentar:
Posting Komentar