Selasa, 27 November 2012

Disfungsi Ereksi Akibat Diabetes


Penderita kencing manis atau diabetes mellitus beresiko lebih tinggi mengalami disfungsi ereksi atau impotensi sebanyak 2,6 – 4 kali, dyslipidemia 1,6 kali, penyakit jantung 1,8 – 2,4 kali dan Hipertensi 1,6 – 1,7 kali.

Penyebab utama terjadinya disfungsi ereksi pada penderita kencing manis adalah neuropati yaitu kerusakan pada ujung-ujung syaraf parasimpatis di penis sehingga relaksasi pembuluh darah arteri helicina di korpus kavernosa tidak terjadi. Akibatnya volume aliran darah tidak bisa bertambah dan penis tidak bisa membesar. Umumnya proses neuropati berjalan pelan-pelan, makin lama makin banyak syaraf yang mengalami neuropati dan akhirnya terjadi kerusakan secara total.

Gangguan ereksi pun sejalan dengan proses neuropati. Pada mulanya ereksi masih sempurna, semakin lama kencing manis diderita, kemampuan penis berereksipun semakin berkurang. Kadang-kadang ereksi masih bisa cukup keras pada waktu bercumbu atau pada waktu penis dirangsang. Sesudah penetrasi vagina, ereksi langsung turun. Hal ini terjadi karena kombinasi dengan faktor fisik yang kurang fit atau kurang segar. Penyebab lain adalah pengaruh faktor kejiwaan karena penderita mulai khawatir apakah ereksi bisa keras terus. Jika penderita mulai merasa khawatir atau berpikirapakah ereksinya bisa keras, maka akan timbul kecemasan lalu erksi langsung turun.
Proses neuropati berbeda-beda untuk setiap individu. Ada orang yang sangat sensitif terhadap neuropati ada juga yang lebih tahan terhadap naiknya gula darah. Dari hasil penelitian selama ini ternyata sebagian penderita kencing manis dengan tingkat gula darah dibawah 200mg/ml masih ditoleransi oleh syaraf-syaraf penis sehingga tidak menyebabkan neuropati dan ereksi tetap normal.

Bagi penderita dengan gula darah mencapai 400mg/ml, hampir semua individu sudah mengalami disfungsi ereksi atau impotensi, minimal untuk sementara. Jika gula darahnya tidak dikontrol dibawah 200mg/ml, maka neuropati akan terus berkembang yang akan menyebabkan disfungsi ereksi yang sulit disembuhkan.

Keadaan gula darah yang naik sampai 400mg/ml dan menyebabkan disfungsi ereksi secara tiba-tiba, bukanlah karena neuropati, akan tetapi disebabkan oleh endotel dari sinusoid terganggu sehingga tidak bisa mengirimkan notrogen oksida (NO) untuk mengaktifkan cGMP dan ereksi tidak terjadi.

Jadi, kencing manis dapat menyebabkan disfungsi ereksi atau impotensi secara pelan-pelan karena neuropati, tetapi bisa juga tiba-tiba karena gangguan endotel sinusoid.

Proses neuropati terjadi pelan-pelan sehingga disfungsi ereksi juga terjadi pelan-pelan. Namun dari penelitian klinis selama ini menunjukkan kegagalan ereksi bisa terjadi tiba-tiba pada penderita kencing manis bila gula darah naik dalam waktu singkat. Bila gula diturunkan mendekati normal, maka ereksi kembali normal. Dari situlah diambil kesimpulan bahwa gangguan ereksi pada penderita kencing manis dapat terjadi karena neuropati dan gangguan pada endotel. Neuropati sifatnya menetap, sehingga sekali mengalami disfungsi ereksi atau impotensi karena neuropati akan sulit disembuhkan.

Akan tetapi sebaliknya kegagalan ereksi karena gangguan endotel sering disebabkan naiknya gula darah secara tiba-tiba. Keaadaan itu dapat kembali normal dalam waktu tidak lama. Bila gula darah tetap tinggi, neuropati akan terjadi dan endotel juga akan rusak total, sehingga makin sulit disembuhkan secara sempurna. Kalaupun ereksi bisa kembali normal dengan beberapa tehnik pengobatan misalnya dengan erektogenik atau injeksi intra kavernosa, maka selamanya akan tergantung obat.

Prevalensi:
Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa prevalensi disfungsi ereksi atau impotensi pada penderita kencing manis jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penderita non-kencing manis.

Sand M. et al. 2003 [35], meneliti dengan jumlah 1.637 respoden, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa diantara responden tersebut penderita kencing manis 39% mengalami disfungsi ereksi, sedangkan non-kencing manis hanya 14%.

Dapat disimpulkan bahwa penderita kencing manis selalu lebih banyak yang mengalami disfungsi ereksi. Penderita kencing manis disini adalah dari segala tingkat keseriusan mulai dari yang ringan sampai yang paling berat. Semua penderita kencing manis berat dan berlangsung lama akan mengalami disfungsi ereksi.

Peneliatian lain yang dilakukan oleh Braun M. et al. 2000 [5] menunjukkan ada kecenderungan yang berbeda antara pria usia muda dan usia tua. Pada pria usia muda, penderita disfungsi ereksi jauh lebih tinggi dialami oleh penderita kencing manis dibandingkan dengan orang non-kencing manis.

Pada usia lebih tua, kecenderugan mengalami disfungsi ereksi pada penderita kencing manis dan non-kencing manis mendekati kesamaan. Penyebabnya adalah pada usia semakin tua (60 – 80 tahun) timbul berbagai penyakit lain misalnya hipertensi, gagal ginjal dan lain-lain yang sering terdapat pada orang berusia tua. Penyakit-penyakit itulah yang menyebabkan disfungsi ereksi.

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa pria non-kencing yang berusia diatas 70 tahun, akan mengalami disfungsi ereksi atau impotensi lebih dari 50%.  Penderita kencing manis lebih tinggi sedikit yaitu 60%, akan tetapi perbedaannya tidak seperti pada orang berusia lebih muda.

Artikel terkait http://www.penyakitdiabetes.com/penyakit-diabetes/Impotensi-Mengancam-Diabetesi.htm

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes