Para ilmuwan dari Universitas Manchester
berhasil mengidentifikasi dan merekonstruksi dua serangga purba nenek moyang
kecoa yang diperkirakan hidup 305 juta tahun yang lalu.
Ilmuwan memindai fosil yang terdapat
dalam sebuah batu kecil menggunakan CT Scanner dengan 3.000 sinar-X agar dapat
melihat hingga detail terkecil serangga.
Dengan proses tersebut, ilmuwan mampu
mendapatkan 2.000 preparat yang menunjukkan penampang lintang hewan tersebut.
Berdasarkan observasi tersebut, ilmuwan membuat rekonstruksi tiga dimensi dari
spesies yang dimaksud.
Kedua spesies yang direkonstruksi adalah
anggota dari kelompok Polyneoptera. Golongan itu meliputi kelompok kecoak,
belalang, dan jangkrik. Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Russell Garwood dari
School of Material di Universitas Manchester menuturkan, masih sulit menentukan
hubungan kekerabatan dua spesies itu. Pasalnya, perilaku serangga berubah seiring
morfologinya yang berubah saat metamorfosis.
Salah satu spesies yang diidentifikasi
merupakan serangga yang memiliki banyak duri di permukaan tubuhnya. Menurut
ilmuwan, jenis ini adalah spesies baru yang sudah tidak bisa lagi ditemui saat
ini.
Spesies lain yang diidentifikasi
terawatkan sangat baik di alam. Spesies itu hidup di masa lalu dengan memakan
sampah yang telah membusuk di permukaan tanah atau lantai hutan.
Garwood, seperti dikutip Daily
Mail, Jumat (27/9/2012), mengatakan, "Kami berharap bahwa pekerjaan
ini akan memungkinkan kita untuk lebih memahami biologi dan perkembangan
serangga purba ini dan melihat bagaimana inovasi besar muncul setelahnya."
"Ini adalah langkah yang masih
sangat awal dan saya akan menghabiskan beberapa tahun ke depan untuk melihat
fosil yang lainnya untuk mendukung riset ini," kata Garwood. (Sumber: Daily Mail, Kompas)
0 komentar:
Posting Komentar