Kamis, 02 Januari 2014

7 Makanan Yang Dapat Mengurangi Stress

Gaya hidup modern yang serba cepat dan cukup sibuk ternyata memiliki dampak yang cukup besar, misalnya saja stres. Meskipun banyak yang tidak menyadari dampaknya, namun stres kerap kali menjadi biang keladi meningkatnya masalah kesehatan. 

Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.

Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.

Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.

Stres yang tidak diinginkan bisa berdampak negatif pada tubuh. Meskipun Anda mungkin mencoba tetap tenang dan terkendali, batin Anda akan terus berpikir tentang isu-isu yang menyebabkan Anda stres. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang mungkin tidak menjadi perhatian saat ini, tetapi dapat mempengaruhi kesehatan Anda secara keseluruhan dalam jangka panjang.

Anda bisa mengalahkan stres asalkan tahu caranya. Beberapa orang mungkin memiliki beberapa cara untuk menghilangkan stres. Ada yang memilih makan, sehingga makannya menjadi tidak terkendali, bahkan menimbulkan penyakit. Anda harus tahu, bahwa memakan semua makanan untuk menyingkirkan stres sama sekali tidak sehat. Berikut adalah beberapa makanan yang dapat Anda makan untuk mengurangi stres, seperti dikutip dari Boldsky.

1. Susu


Jika Anda menyukai susu, maka Anda akan lega saat mengetahui bahwa susu dapat membantu mengontrol tingkat stres. Mengandung dosis yang penting yaitu vitamin A dan D, protein, kalsium dan antioksidan, susu dapat mengurangi rasa stres yang timbul dalam diri seseorang.

2. Cokelat

Makanan yang kaya akan magnesium penting untuk melawan kelelahan, stres dan depresi. Cokelat hitam bekerja secara ajaib untuk mengembalikan kondisi tubuh agar tidak stres. Anda dapat mengkonsumsi satu ons cokelat dalam sehari untuk mengurangi stres.

3. Jeruk
Jeruk mengandung antioksidan dan vitamin A, B dan C. Jeruk juga dikenal untuk melawan radikal bebas dan meningkatkan kekebalan. Tambahkan beberapa jeruk untuk diet harian Anda agar tetap santai dan rileks.

4. Almond
Jika Anda menyukai makan sesuatu yang renyah, maka almond bisa menjadi salah makanan untuk melawan stres. Almond dapat membantu tubuh Anda melawan radikal bebas dengan kandungan yang baik dari vitamin C dan E. Selain itu almond juga mengandung zinc dan magnesium yang dapat mengurangi stress.

5. Sereal
Semangkuk sereal dengan susu benar-benar dapat menghilangkan rasa stres yang timbul. Mengandung asam folat dan vitamin B, sereal dapat meningkatkan mood Anda menjadi lebih baik.

6. Blueberry
Dipenuhi dengan mangan dan magnesium, vitamin A dan E, blueberry merupakan salah satu makanan terbaik untuk mengendalikan stres. Konsumsi rutin buah ini tidak hanya dapat mengurangi berat badan dan mengontrol gangguan mood, namun juga dapat membantu melawan stres.

7. Bayam
Makan sayuran sehat seperti bayam dapat membantu melawan stres. Sayuran ini adalah salah satu makanan super yang mengandung vitamin penting seperti A, C dan E, serta magnesium dan kalsium yang dapat dapat mengontrol stres yang tidak diinginkan.

Artikel terkait:

Rabu, 01 Januari 2014

JURNAL-PEMBELAJARAN SAINS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 menyebutkan bahwa pembelajaran sains sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Pembelajaran sains di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Pendekatan keterampilan proses yang merupakan pembelajaran penelitian dapat meningkatkan potensi siswa dalam proses sains dan sikap ilmiah (Mendoza, 2009).


Pendekatan keterampilan proses adalah wawasan atau anutan pengembangan keterampilanketerampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri pembelajar (Dimyati & Mudjiono, 2009). Kemampuankemampuan atau keterampilan-keterampilam mendasar itu antara lain adalah kemampuan mengobservasi, membuat hipotesis, merencanakan penelitian ,mengendalikan va riabel , menginterpretasikan data, menyusun kesimpulan sementara, memprediksi, mengaplikasikan, dan mengkomunikasikan hasil (Semiawan, 1992).

Penulis: E. Rahayu, H. Susanto, D. Yulianti
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang (Unnes)

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011): 106-110 ISSN: 1693-1246

Jurnal secara lengkap dapat Anda download gratis di: download jurnal keterampilan proses sains

Selasa, 31 Desember 2013

JURNAL-MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

Pembelajaran dalam konteks mempersiapkan sumber daya manusia abad 21 harus lebih mengacu pada konsep belajar yang dicanangkan oleh Komisi UNESCO dalam wujud “the four pillars of education” (Delors 1996:86), yaitu belajar untuk mengetahui (“learning to know”), belajar melakukan sesuatu (“learning to do”), belajar hidup bersama sebagai dasar untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan orang lain dalam keseluruhan aktivitas kehidupan manusia (“learning to life together”), dan belajar menjadi dirinya (“learning to be”). Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir ilmiah, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito 1989:120). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil 1996:7), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa (Zamroni 2000:30; Semiawan 1998:13).

Berkenaan dengan model pembelajaran yang dibutuhkan diatas, model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains diharapkan dapat menjadi alternatif. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer 1991:112). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa. Dalam model ini siswa diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur 1998:19), dengan demikian siswa diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya.


Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan 1992:18). Kepada siswa diberikan kesempatan untuk langsung terlibat dalam aktivitas dan pengalaman ilmiah seperti apa yang dilakukan / dialami oleh ilmuwan. Dengan demikian siswa dididik dan dilatih untuk terampil dalam memperoleh dan mengolah informasi melalui aktivitas berpikir dengan mengikuti prosedur (metode) ilmiah, seperti terampil melakukan pengamatan, pengukuran, pengklasifikasian, penarikan kesimpulan, dan pengkomunikasian hasil temuan.

Penulis: Haryono (Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan Program Pascasarjana (PPs) UNNES)
JURNAL PENDIDIKAN DASAR VOL.7, NO.1, 2006: 1-13
Jurnal lengkap dapat Anda download gratis di: download jurnal keterampilan proses sains

Senin, 30 Desember 2013

JURNAL-PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN APRESIASI SISWA TERHADAP PROFESI PENGRAJIN TEMPE DALAM PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN ETNOSAINS

Pembelajaran berpendekatan etnosains dilandaskan pada pengakuan terhadap budaya sebagai bagian yang fundamental (mendasar dan penting) bagi pendidikan sebagai ekspresi dan komunikasi suatu gagasan dan perkembangan pengetahuan (Joseph, 2010). Apresiasi merupakan pemahaman dan penghargaan atas suatu hasil seni atau budaya serta menimbang suatu nilai, merasakan bahwa benda itu baik dan mengerti mengapa baik (Sukmadinata, 2010). Apresiasi dapat diketahui dengan pengamatan, bertanya langsung maupun tidak langsung, dan angket. Dalam penelitian ini apresiasi akan diukur menggunakan angket. Keterampilan proses sains adalah wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri pebelajar (Dimyati, 2006).

Kemampuan atau keterampilan mendasar itu antara lain adalah kemampuan atau keterampilan mengobservasi atau mengamati, termasuk di dalamnya menghitung, mengukur, mengklasifikasikan, dan mencari hubungan ruang atau waktu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, menginterpretasikan data, menyusun kesimpulan sementara (inferensi), meramalkan (memprediksi), menerapkan (mengaplikasi), dan mengkomunikasikan (Davut, 2008). Dalam penelitian ini keterampilan proses sains yang akan ditingkatkan adalah keterampilan mengamati, keterampilan manafsirkan hasil pengamatan, membuat hipotesis, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, menganalisis data, dan mengkomunikasikan hasil. Pembelajaran IPA berpendekatan etnosains diyakini dapat merubah pembelajaran dari Teacher Centered Learning menjadi Student Centered Learning, menciptakan pembelajaran kontekstual dan bermakna. Pembelajaran IPA berpendekatan etnosains yang mengaitkan pembelajaran dengan budaya masyarakat akan meningkatkan apresiasi siswa terhadap budaya masyarakat tersebut.


Keterampilan proses sains paling rendah yaitu kemampuan menyampaikan hasil pengamatan secara lisan yang berada pada kategori cukup. Hal ini berarti bahwa siswa belum memiliki kemampuan yang baik dalam mengkomunikasikan hasil pengamatan di depan kelas untuk menjelaskan hasil pengmatan bersama kelompoknya. Menurut Mary (2002) keterampilan menyampaikan hasil pengamatan secara lisan perlu dilatih secara berulang ulang agar siswa dapat menyampaikan hasil pengamatan dengan baik, runtut dan mudah dipahami oleh siswa dan kelompok yang lain.

Penulis: S.E. Atmojo
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII) 1 (2) (2012) 115-122
Jurnal secara lengkap dapat Anda download di: download jurnal keterampilan proses sains

Jumat, 27 Desember 2013

Kurikulum 2013: Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21

Tema pengembangan kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Diakui dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, kini memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013. Skema 1 menunjukkan pergeseran paradigma belajar abad 21yang berdasarkan ciri abad 21 dan model pembelajaran yang harus dilakukan.


Sedang gambar 1 adalah posisi kurikulum 2013 yang terintegrasi sebagaimana tema pada pengembangan kurikulum 2013. Sudah barang tentu untuk mencapai tema itu, dibutuhkan proses pembelajaran yang mendukung kreativitas. Itu sebabnya perlu merumuskan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Di samping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning. Pertanyaannya, pada pengembangan kurikulum 2013 ini, apa saja elemen kurikulum yang berubah? Empat standar dalam kurikulum meliputi standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian akan berubah sebagaimana ditunjukkan dalam skema elemen perubahan.


Perubahan yang Diharapkan

Pengembangan kurikulum­­ 2013, selain untuk memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan yang melekat pa­da kurikulum 2006, bertujuan ju­ga untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan meng­omunikasikan (mempresentasikan), apa yang di­ per­oleh atau diketahui setelah siswa menerima materi pembelaj­aran.


Melalui pendekatan itu di­harapkan siswa kita memiliki kom­petensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang jauh lebih ba­ik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Sedikitnya ada lima entitas, masing-masing peserta didik, pendidik dan tenaga kepe­ndidikan, manajemen satuan pendidikan, Negara dan bangsa, serta masyarakat umum, yang diharapkan mengalami perubahan. Skema 2 menggam­barkan perubahan yang diharapkan pada masing-masing en­itas.
(sumber: kemdiknas)

Rabu, 25 Desember 2013

JURNAL-PENGARUH PROSES PENGERINGAN RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb) TERHADAP KANDUNGAN DAN KOMPOSISI KURKUMINOID

Kurkuminoid yang merupakan zat utama yang berwarna kuning dalam temulawak (curcuma xanthoriza Roxb) telah diketahui memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan dan makanan. Bahan ini dapat diisolasi dari bahan segar atau simplisia kering melalui ekstraksi. Riset yang mencoba membandingkan kualitas dan kuantitas kurkuminoid akibat perlakuan panas pada saat pembuatan simplisia hingga sekarang belum pernah dilakukan. Penelitian dimulai dengan pengeringan temulawak segar setelah dirajang pada oven suhu 60°C dan pada pengeringan lampu listrik 30 watt pada suhu ± 30°C. Masing-masing metode dilakukan variasi lama pengeringan 1, 3, 5 hari. 

Ekstraksi kurkuminoid dilakukan menggunakan etanol 95% dan defatisasi menggunakan petroleum eter, sedangkan analisis kualtatif dan kuantitatif kurkuminoid direalisasikan dengan KLT, spektrofotometer UV-Tampak dan KCKT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan air semua sampel sekitar 4,06%-7,76%. Analisis KLT mengidentifikasi adanya dua komponen dominan dalam kurkuminoid dengan nilai Rf 0,37 dan 0,15. Hasil analisis Spektrofotometri UV-tampak memberikan keenderungan bahwa kurkuminoid dari sampel kering lebih mudah terekstraksi daripada sampel basah. 

Kromatogram HPLC dapat mendeteksi adanya 4 senyawa yaitu kurkumin 61-67%, demetoksikurkumin 22-26%, bisdemetoksikurkumin 1-3%, dan turunan kurkuminoid 10-11%, urutan prosentase masing-masing komponen tetap sama selama proses pengeringan. Hasil penelitian ini juga telah dapat menunjukkan bahwa perbedaan kondisi operasi pengeringan sangat mempenaruhi penampakan simplisia yang dihasilkan, pengeringan oven memiliki warna lebih cerah dan lebih meremah daripada pengeringan lampu.


Kata kunci: curcuma xanthoriza Roxb; kurkuminoid; pengeringan; temulawak

Jurnal ilmiah ini merupakan hasil karya:
Bambang Cahyono1*), Muhammad Diah Khoirul Huda1), dan Leenawaty Limantara2)
1)Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, SH, Semarang 50275, Telp. (024)76480824
2)Ma Chung Research Center for Photosynthetic Pigments Universitas Ma Chung, Malang, 65151

Jurnal Reaktor, Vol. 13 No. 3, Juni 2011, Hal. 165-171

Jurnal lengkap dapat Anda download gratis di: download jurnal temulawak

Senin, 23 Desember 2013

JURNAL-SOFT CANDY DARI BAHAN AKTIF OLEORESIN TEMULAWAK (Curcuma xanthorhiza Roxb.)

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumberdaya alam baik flora maupun faunanya. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki adalah keanekaragaman rempah-rempah yang tumbuh tersebar di negara yang memiliki julukan zamrud khatulistiwa ini. Rempah-rempah banyak digunakan sebagai bahan baku pada pembuatan jamu, bahan tambahan makanan, dan untuk pengobatan.

Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh di daerah tropis. Berdasarkan penelitian dan pengalaman, temulawak telah terbukti berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai jenis penyakit, misalnya sebagai obat gangguan hati, Temulawak bekerja sebagai kolagoga, yaitu meningkatkan produksi dan sekresi empedu (Afifah, 2003).

Selain itu, temulawak juga dapat digunakan sebagai obat anti inflamasi, penambah nafsu makan, batuk, asma, sariawan, dan diare. Efek farmakologis yang diberikan oleh temulawak tidak lepas dari peran senyawa aktif yang terdapat dalam rimpang temulawak. Secara garis besar, zat aktif yang terdapat dalam temulawak terbagi menjadi dua fraksi utama yaitu zat warna kurkuminoid dan minyak atsiri (Purnomowati, 2008)

Sejauh ini, temulawak diperdagangkan dalam beberapa bentuk yaitu bentuk rimpang temulawak yang utuh, oleoresin temulawak, dan minyak atsiri temulawak. Oleoresin merupakan campuran antara resin dan minyak atsiri yang dapat diekstrak dari berbagai jenis rempah. Ekstraksi oleoresin umumnya dilakukan dengan pelarut organik, misalnya etilen diklhorida, aseton, etanol, metanol, heksan (Somaatjaya, 1981), eter dan isopropil alkohol (Moestafa,1981). Pemilihan pelarut yang tepat sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas oleoresin yang diperoleh.

Permen (boiled sweet) merupakan salah satu produk pangan yang digemari. Permen dapat dibuat dari campuran sukrosa dan sirup glukosa dengan rasio tertentu dan dimasak dengan suhu tinggi. Salah satu jenis permen yang banyak beredar saat ini adalah soft candy (permen lunak) (Jackson,1995). Soft candy merupakan kembang gula yang bertekstur lunak, yang diproses dengan penambahan komponen hidrokoloid seperti agar, gum, pektin, pati, karagenan, gelatin, dan lain-lain (Suprianto, 2007).

Permen dengan bahan aktif temulawak digunakan untuk memberikan efek lokal di mulut dan tenggorokan. Bentuk ini juga digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan atau mengurangi batuk (Mahendra, 2005).

Jurnal ilmiah ini merupakan hasil karya Amos Lukas, Wahyu Purwanto, dan Ahmad Yudi Ridwan (Pusat Audit Teknologi, Pusat Teknologi Argoindustri, Alumus IPB)


Jurnal lengkap dapat Anda download gratis di: download jurnal temulawak

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes