(foto:shutterstock) |
Memang tidak mudah untuk tetap bersikap
optimis dan berpikiran positif ketika kita sedang menderita penyakit kronis. Namun, seseorang yang memiliki
pandangan positif tentang kehidupan membuat otak lebih termotivasi dan
produktif. Akhirnya, harmonisasi
ini akan meningkatkan derajat kesehatan mereka.
Shawn Akhor, seorang peneliti dari Harvard
dan penulis buku The Happiness Advantagemengatakan metode
psikologi positif bisa digunakan untuk membantu mengatasi penyakit kronis
seseorang.
Psikologi positif ini berhubungan dengan
sisi positif manusia, dimana potensi kekuatan dan kebajikan membuahkan
kebahagiaan berkelanjutan. Metode
ini terus dikembangkan lewat program Matters everday yang dikembangkan National
Multiple Sclerosis Society dan biotechnology company Genzyme , yang memantau perkembangan lima
orang penderita Multiple Sclereosis (MS).
MS adalah penyakit yang mematikan sistem
saraf pusat. Penyakit ini
mengganggu aliran informasi antara otak dan seluruh tubuh. Gejalanya dimulai dari mati rasa,
kesemutan, buta bahkan lumpuh."Kami menerapkan metode psikologi positif
ini kepada mereka. Dengan metode ini, kami ingin membantu bagaimana
meningkatkan tingkat kebahagiaan seseorang apapun kondisinya," ujar Shawn,
pimpinan program Matters everday.
Michelle Clos, salah seorang trainer dalam
progam ini mengaku telah nyaman hidup sebagai penderita MS selama 21 tahun. Lewat penerapan metode psikologi
positif, ia menyadari cara berpikirnya harus diubah. Clos harus menerima dan tidak
membiarkan rasa takut mempengaruhi pikirannya. "Saya memilih untuk bersyukur
masih bisa berjalan, lalu terus positif fokus pada kesembuhan," katanya.
Pikiran positif ini membantu Clos
menyelaraskan kehidupan sosial serta fisiknya. Ia berharap dapat menggunakan
pengalamannya ini dengan membantu orang lain melewati perjuangan mereka.
Akhor telah
mengembangkan berbagai tips dan pelatihan terkait metode ini dan memperkenalkan
kepada pasien penderita penyakit kronis. Beberapa
di antaranya seperti menulis 3 ucapan syukur.Setiap hari selama tiga minggu,
seseorang diminta menuliskan tiga hal dalam hidup yang perlu disyukuri. Menurut Akhor, cara ini melatih otak
untuk berpikir optimis.
Metode lainnya adalah setiap hari selama
tiga minggu, seseorang diminta selama dua menit menulis secara rinci tentang
hal-hal positif yang terjadi padanya dalam 24 jam terakhir. Latihan ini dapat membuat sebuah
pengalaman menjadi lebih bermakna. Seseorang
juga diminta meluangkan waktu 15 menit sehari melakukan hal-hal menyenangkan,
seperti berkebun atau jalan-jalan. Hiburan
singkat ini setara dengan obat anti depresi. (sumber:health.compas.com)
0 komentar:
Posting Komentar